PERJANJIAN BARU – COVENANT RELATIONSHIP 2
Ringkasan khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th
Minggu, 22 Januari 2023
Covenant relationship/hubungan yang terikat janji adalah “Persetujuan antara kedua belah pihak untuk mau berkomitmen dan menjaga relasi diantara mereka.” (Ps.Andreas Raharjo).
Yang akan kita pelajari dalam minggu ini adalah potensi yang merusak relasi ikat janji.
Amsal 6:16 “Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.”
Perusak relasi adalah dusta. Menurut KBBI, dusta diartikan sebagai tidak sesuai dengan keadaan/hal yang sebenarnya. Dalam tradisi/kebiasaan parenting banyak hal yang mengandung kebohongan seperti peri gigi, sinterklas, dll.
Setiap kita pasti pernah berbohong. Hasil penelitian mengungkap paling tidak manusia setiap hari berbohong minimal dua kali dalam sehari. Dua alasan mengapa manusia berbohong adalah mencari keuntungan dan menghindari rasa “sakit” (ego – menghindari rasa malu). Besar maupun kecil, bohong/dusta adalah dosa. Sebuah kebohongan kecil, jika terus dipelihara akan berkembang menjadi kebohongan besar. Sering berbohong untuk hal kecil akan membuat seseorang terbiasa berbohong hingga hal besar. Kebohongan akan berakhir jika diakui, tetapi jika disembunyikan/ditutupi akan menghasilkan kebohongan lainnya. “No man has a good enough memory to be a successful liar” – Abraham Lincoln – Tidak ada seorangpun yang memiliki ingatan yang cukup untuk menjadi pembohong yang sukses. Otak manusia tidak didesain untuk menyimpan banyak hal, kapasitasnya sangat terbatas. Kebohongan itu melelahkan.
Dua sifat kebohongan yang sering kita lakukan adalah :
1. Kebohongan aktif
- Memberikan Informasi yang sengaja sudah direkayasa…
- Memutarbalikkan fakta, membuat cerita dan informasi yang berbeda dari kenyataan.
- Butuh usaha lebih karena harus ‘memutar otak’ sehingga pasti melelahkan..
Contoh, Kejadian 3:1 …… Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”
Iblis – bapa pembohong secara sengaja merekayasa informasi untuk menghancurkan relasi manusia dengan Allah.
2. Kebohongan pasif
- Tidak memberikan Informasi yang sesungguhnya.
- Tidak memberikan Informasi yang lengkap.
- Menyembunyikan Informasi/Kebenaran.
Contoh 1, Kejadian 3:11-13 “Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?” Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”
Tuhan bertanya tetapi jawaban manusia tidak tepat, Allah bertanya siapa yang memberitahukan dan apakah engkau makan…. Tetapi jawaban manusia justru berbeda. Jawaban itu memang benar dan demikianlah yang terjadi, tetapi itu bukan jawaban dari pertanyaan Allah. Manusia mempermainkan kebenaran, kebohongan yang diungkap dengan jujur.
Ular sendiri tidak ditanya oelh Allah tetapi langsung dihukum. Berbeda dengan manusia yang masih diberi kesempatan, Iblis tidak diberi kesempatan. Seharusnya manusia berespon benar, mengakui dan minta ampun pada Tuhan. Tetapi inilah yang terjadi dan hingga saat ini manusia masih sering kali mengelabui orang lain dengan cara mempermainkan kebenaran.
Contoh 2, Yunus 1:1-3 “ Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN”
Yunus diutus ke Niniwe, tetapi ia pergi menjauh dari niniwe – ia pergi ke Tarsis. Niniwe adalah :
- Pusat dari Kerajaan Asiria/Asyur yang didirikan oleh Nimrod (Kej 10:9-11)
- Kerajaan yang sangat kejam, agresif dan ekspansif (911 – 627 SM)
- Kerajaan Asyur ini juga yang menghancurkan Kerajaan Israel (Ibukotanya Samaria) dan hampir juga menghancurkan Kerajaan Yehuda (Ibukotanya Yerusalem)
- Kota Mosul – Irak.
Bukti sejarah kekejaman Niniwe
- Aku membangun sebuah pilar di seberang gerbang kotanya, dan aku menguliti semua orang terkemuka yang telah memberontak, dan aku membungkus pilar itu dengan kulit mereka; beberapa orang aku kurung dalam pilar itu, beberapa aku pantek pada pilar itu di atas tiang-tiang, . . . dan aku memotong kaki dan lengan para perwira, para pejabat kerajaan yang telah memberontak. . . . Banyak tawanan kubakar, dan banyak yang kubawa hidup-hidup sebagai tawanan. Beberapa di antara mereka kupotong tangan dan jarinya, dan yang lain-lain kupotong hidungnya, telinganya, dan jari-jarinya(?), banyak yang kucungkil matanya. Aku membuat pilar dari orang yang hidup, dan pilar lain dari kepala-kepala, dan aku mengikat kepala mereka pada tiang-tiang (batang-batang pohon) di seluruh kota. Pemuda-pemuda dan gadis-gadis mereka kubakar . . . Dua puluh orang kutangkap hidup-hidup dan mereka kutanam dalam tembok istananya. . . . Yang masih tersisa di antara mereka [para pejuang] kubiarkan mati kehausan di gurun S. Efrat.”—Ancient Records of Assyria and Babylonia, karya D. D. Luckenbill, 1926, Jil. I, hlm. 145, 147, 153, 162.
Inilah fakta yang membuat Yunus menolak pergi ke Niniwe. Kota ini sungguh amat sangat kejam. Ada relief sejarah yang membuktikan bagaimana kejamnya Niniwe. Pahatan pada dinding yang menceritakan bagaimana tahanan di sate, kepala yang dipenggal dan ditanam pada dinding tembok, tahanan dipotong anggota tubuhnya berserakan di lantai. Di tembok belakang kepala-kepala dipajang, kepala-kepala ditumpuk jadi tiang, kepala-kepala yang dikumpulkan didalam tenda, tawanan perang babilonia dipaksa untuk menggiling tulang belulang dari keluarganya sendiri. Yunus tidak ingin bangsa asyur diselamatkan, bangsa yang begitu kejam dirasa tidak layak untuk diselamatkan.
Ingat, Kejadian 12:2-3 “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”
Yunus terikat dengan perjanjian ini, dengan menolak pergi ke Niniwe Yunus melanggar perjanjian Alah dengan Abraham. Berkaitan dengan kebohongan pasif, Yunus berusaha menyembunyikan kabar baik – Yunus mempermainkan kebenaran.
Dalam era Perjanjian Baru, kita adalah anak-anak Abraham secara rohani. Kita semua terikat dengan perjanjian Abraham. Tuhan mau kita menjadi saluran berkat. Tuhan mau memulihkan relasi dengan manusia/jiwa-jiwa yang lain. Mungkin ada orang-orang yang menyakiti kita, tetapi Tuhan mengutus kita untuk menyampaikan kabar baik pada mereka. Saat Tuhan memilih kita untuk memulihkan relasi itu, jangan menolak! Lakukanlah – karena kita adalah anak-anak Abraham yang terikat dengan perjanjian. Jangan menyembunyikan kabar baik bagi mereka.
Penutup
Matius 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”
Ini adalah amanat Perjanjian Baru
- Karena itu pergilah – perintah untuk membangun relasi
- Murid-Ku – relasi vertikal, relasi manusia dengan Tuhan
- Ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu – relasi horizontal, relasi manusia dengan sesamanya
- Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus – meterai yang diberikan Tuhan
- Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” – janji-Nya
Inilah alasan mengapa Allah mengirim AnakNya yang Tunggal – agar kita yang relasinya sudah dipulihkan menolong orang lain sehingga relasi mereka dengan Tuhan juga dipulihkan. Jangan menahan berkat pemulihan bagi orang lain, karena itu sama dengan sedang berbohong pada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.