JUBAH KEMULIAAN 4 – JUBAH YUSUF
Ringkasan khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th
Minggu, 23 Oktober 2022
Yusuf adalah kisah yang begitu menarik dalam Alkitab. Perjanjian lama sudah menceritakan dengan jelas sejarah kehidupan Yusuf, sejak dari kelahiran, masa remaja, masa-masa tersulit dalam hidupnya, keberhasilannya hingga kematianya. Sosok Yusuf tidak dapat dipisahkan dari kisah jubah warna-warni yang maha indah.
Dari jubah Yusuf ada 3 hal yang akan kita pelajari, yaitu :
1. Jubah kasih sayang
Kejadian 37 “Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.”
Yusuf adalah anak yang paling dikasihi. Yusuf lahir di masa tua Yakub, dari istri yang paling dikasihinya yaitu Rahel. Sebelum Yusuf lahir, Yakub sudah memiliki 10 anak.
Dalam jubah kasih sayang ini ada tiga hal di dalamnya :
- Anak yang terpilih – Yakub memilih Yusuf. Setiap anak-anak kita harus merasakan bahwa mereka adalah anak-anak yang terpilih. Jika anak tidak menyadari ini, maka akan membuat gambar diri anak menjadi rusak.
Secara alami, proses pembuahan terjadi di dalam rahim seorang ibu ketika dari sekian banyak sel sperma yang dilepaskan hanya ada satu yang menembus sel telur. Ini membuktikan bahwa setiap anak yang lahir adalah anak pilihan
- Anak yang dikasihi. Yusuf menerima jubah yang secara khusus dibuat baginya, ini adalah bentuk kasih sayang dalam tindakan. Setiap anak harus merasa dikasihi
- Anak yang istimewa. Setiap anak adalah istimewa, dan tugas orang tua adalah menemukan keistimewaan dalam diri anak.
3 hal ini adalah kebutuhan dasar dari seorang anak. Pastikan semua anak-anak kita mempunyai jubah kasih sayang. Tetapi faktanya banyak anak yang tidak merasakan kasih sayang itu karena “Fatherless” – tumbuh tanpa ayah, atau memiliki ayah tetapi tidak berperan secara maksimal.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti mendefinisikan Fatherless generation : “Fatherless diartikan sebagai anak yang bertumbuh kembang tanpa kehadiran ayah, atau anak yang mempunyai ayah tetapi ayahnya tidak berperan maksimal dalam proses tumbuh kembang anak dengan kata lain pengasuhan,”
Data tentang fatherless generation di Amerika Serikat
- 85% pemuda di penjara berasal dari rumah yang ‘Fatherless’
- 71% putus sekolah menengah berasal dari rumah yang ‘Fatherless’
- 90% dari semua anak tunawisma dan pelarian berasal dari rumah yang ‘Fatherless’
- Hampir 25 juta anak hidup tanpa ayah biologis mereka
- 60% bunuh diri remaja berasal dari rumah yang ‘Fatherless’
Tahun 2017, ibu Mensos Kofifah Indar Parawansa merilis data bahwa Indonesia menjadi negeri ketiga sebagai negeri tanpa ayah. Pandemi nyata yang sedang dihadapi generasi adalah Fatherless, memiliki bapa tetapi tidak berperan maksimal. Inilah mengapa jubah kasih sayang diperlukan oleh anak.
Hal-hal yang diperoleh anak ketika mengenakan jubah kasih sayang :
- Menerima/menghadirkan visi.
Visi Yusuf adalah menjadi seorang pemimpin. Banyak anak muda yang tidak memiliki visi dalam hidupnya, karena tidak menerima jubah kasih sayang dari bapanya. Peran seorang ayah/bapa adalah menuntun anak-anak menerima visi ilahi dalam kehidupannya. Jika kita rindu anak-anak menerima visi ilahi, mari para bapa/ayah semakin berjuang menuntun anak-anak.
- Ketaatan – menjadi pribadi yang taat.
Yusuf menerima perlakukan yang tidak menyenangkan dari kakak-kakaknya, tetapi ia tetap taat karena ia kuat. Tugas orang tua/bapa untuk mendampingi anak. Yang menerima otoritas untuk mendidik adalah bapa/ayah. Fakta yang terjadi adalah pembagian tugas yang tidak tepat, bapa/ayah bekerja memenuhi kebutuhan, dan urusan rumah tangga termasuk mendidik generasi menjadi tugas penuh dari ibu. Para ayah harus tahu bahwa kekayaan tidak menjamin kebahagiaan.
- Ujian – anak akan siap menghadapi apapun yang akan dialami ke depan.
Tantangan menguji visi yang diterima. Peristiwa Yusuf dijual oleh kakak-kakaknya adalah saat dimana visi yang Yusuf terima sedang diuji.
Sebagai orangtua kita harus memperlengkapi anak sehingga anak tahu bahwa ada yang terus mendapingi dan menolongnya. Diusianya yang masih belia (17 tahun) Yusuf sudah begitu dewasa. Jubah kasih sayang menjadi covering/pelindung dalam hidupnya.
I Korintus 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Jubah Yusuf dilucuti – dirusak, Iblis sedang merusak jubah kasih sayang. Membawa anak dalam pergaulan yang salah, menyebarkan opini yang salah tentang kehidupan mereka.
- Penyertaan Tuhan
Kejadian 39:2 “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.” Yusuf menikmati penyertaan Tuhan yang sempurna dari Allah Bapa. Apapun yang terjadi, tidak ada yang perlu ditakutkan karena Tuhan menyertai
Secara rohani kita harus menyadari bahwa kita adalah :
Anak yang TERPILIH.
I Petrus 2:9 “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:”
Yohanes 15:16 “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.”
Anak yang DIKASIHI
I Petrus 2:10 “kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan”
Orang tua jasmani memiliki keterbatasan dalam berkorban, tetapi Bapa di sorga mengorbankan PutraNya yang tunggal karena Ia begitu mengasihi kita
Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Anak yang ISTIMEWA
II Korintus 6:16 “Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: “Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.”
Allah ingin hidup dengan dan di dalam kita, ini membuktikan bahwa kita adalah manusia yang istimewa
Zakharia 2:8 “Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, yang dalam kemuliaan-Nya telah mengutus aku, mengenai bangsa-bangsa yang telah menjarah kamu–sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya”
Mengapa banyak orang Kristen mengaku anak Tuhan, tetapi menjadi trouble maker? Karena tidak menyadari bahwa hidupnya terpilih, dikasihi dan istimewa
2. Jubah Integritas
Kejadian 39:12 “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.”
Kepribadian Yusuf memikat hati Nyonya Potifar, tetapi dengan tegas Yusuf menolak semua bujuk rayu Nyonya Potifar. Ia lari, pergi meninggalkan Nyonya Potifar. Yusuf mempertahankan integritasnya. Yusuf hidup jauh dari orangtuanya, tetapi semua pengajaran yang sudah ia terima dari ayahnya benar-benar di simpan dan dipraktekkan. Integritas dibangun secara sengaja sejak masa muda.
Integrity is Doing The Right Thing Even No One Is Watching, (melakukan hal yang benar, sekalipun tidak ada yang memperhatikan) C.S.Lewis
Buah integritas adalah naik level. Yusuf megenakan jubah integritasnya di usia 17 tahun dan mencapai puncak pada usia 30 tahun. Umur kita akan berjalan terus, jangan membuang-buang waktu dalam membangun integritas.
3. Jubah keberhasilan
Kejadian 41 – Yusuf menjadi penguasa kedua di Mesir.
Keberhasilan bukan hanya berbicara tentang finansial. Jubah keberhasilan dalam perspektif Firman Tuhan adalah :
- Menikmati Kebahagiaan bersama keluarga
Kejadian 41:51-52 “Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: “Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku.” Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: “Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku.”
Keberhasilan Yusuf bisa dinikmati bersama keluarganya, ini adalah sebuah kebahagiaan. Ada begitu banyak orang-orang yang berhasil, sukses secara finansial tetapi keluarganya tidak bisa menikmati. Rumahnya besar dan mewah, tetapi tidak ada kehangatan di dalamnya.
- Menjadi berkat bagi saudara-saudaranya
Kejadian 42 – Yusuf memelihara kehidupan saudara-saudaranya. Ketika kita berhasil, jangan lupa dengan saudara-saudari kita.
- Mengampuni semua luka di masalalu
Bebas dari kebencian karena menyimpan luka-luka batin
- Berhasil melihat maksud dan tujuan TUHAN atas keberhasilan kita
Kejadian 45:5 “Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.”
Apa yang harus kita lakukan karena generasi kita adalah generasi yang fatherless? Untuk menyelamatkan generasi ini, diperlukan Mentoring.
Dampak mentoring yang sehat :
- 55% lebih mendaftar di perguruan tinggi
- 78% lebih menjadi sukarelawan secara teratur
- 90% dari mereka tertarik untuk menjadi mentor sendiri
- 130% lebih memegang posisi kepemimpinan
- 46% lebih kecil kemungkinannya untuk menggunakan narkoba
- 81% lebih untuk berpartisipasi dalam olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler
Menyonsong sumpah pemuda, generasi apa yang akan dihadirkan di masa depan adalah tanggung jawab kita – orang tua. Tuhan sedang merestorasi peran para ayah/bapa di dalam gereja. Tuhan mau setiap bapa mengalami pemulihan, menyadari perannya sebagai orang tua yang harus berperan maksimal dalam mendidik anak. Kehadiran ayah/bapa benar-benar dirasakan oleh anak-anak di rumah.
Dengan situasi Indonesia sebagai peringkat ketiga, diperlukan banyak mentor untuk generasi. Bangun kehidupan rohani yang sehat, agar bisa menjadi mentor bagi generasi dibawahnya. Dan bagi yang belum menemukan mentor, cari dan temukan mentor saudara.
Selama 13 tahun Yusuf tidak didampingi oleh Yakub – bapa jasmani tetapi ia menikmati penyertaan Tuhan yang luar biasa. Jika Yusuf bisa, maka kitapun pasti bisa! Oleh karenanya mari memaksimalkan apa yang ada saat ini. Umur kita akan terus bertambah, artinya bahwa kesempatan akan semakin menipis. Jadi, jangan membuang-buang waktu. Jika kita adalah orang tua, maka mari bersama-sama menangkap kesempatan ini untuk menuntun generasi sesuai dengan kebenaran firman Tuhan. Jika kita masih memiliki orang tua, mari mengapresiasi segala hal yang telah mereka berikan dalam kehidupan kita dengan mengasihi dan melayani mereka dengan sungguh-sungguh.
“Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia “ (Mazmur 103:13)
Tuhan Yesus memberkati