FEAR NOT 3 – MERDEKA NAMUN (RELA) MENDERITA

Ringkasan khotbah Pdt. Yehaziel Silvanus Elnatan Osiyo, M.Th

Minggu, 21 Agustus 2022

Banyak orang berpikir ketika menikmati suasana kemerdekaan diwarnai dengan kebebasan yang kebablasan, hidup sesuka hati. Kemerdekaan menurut kebenaran firman Tuhan adalah tidak sedang dijajah dosa.

I Korintus 15:3-4 Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,  bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci;”

Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci.

Roma 10:9-10 “sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.  Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”

Ketika kita mengaku dan percaya bahwa Kristus adalah Juru Selamat, maka kita diselamatkan. Percaya dengan hati adalah sebuah kesadaran bahwa pembenaran dan keselamatan yang kita terima adalah anugerah, dan dengan mulut mengaku adalah komitmen bahwa kita tidak takut untuk menunjukkan identitas rohani kita pada lingkungan sekitar.

Yohanes 8:32 “dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.”

Yohanes 8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.”

Ayat ini ditulis sebelum Yesus mati dan bangkit. Saat ini kita semua sudah tahu bahwa Yesus adalah benar-benar Tuhan. Lahir-mati -bangkit dan naik ke surga. Jadi kita semua yang percaya dan mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, maka kita benar-benar sudah diselamatkan. Kemerdekaan Yang Kita Sudah Terima Melalui Pengorbanan Tuhan Yesus Kristus Dikayu Salib Akan Mengubah Hidup Kita, Bukan Hidup yang penuh dengan ‘Keharusan’ lagi Melainkan Menjadi Hidup yang penuh dengan ‘Kerelaan

Perjanjian Lama penuh dengan keharusan – semua peraturan itu menjadi seperti kuk yang berat. Kristus rela menjadi manusia dan menanggung semua dosa kita. Karena begitu besarnya kasih Allah Bapa akan dunia ini maka Ia menganugerahkan Yesus bagi kita semua (Yohanes 3:16). Yesus rela meninggalkan segalanya demi kita. Setelah diselamatkan semua hukum dalam firman Tuhan dilakukan tidak dengan KEHARUSAN melaiankan dengan KERELAAN. Inilah pembeda kualitas orang percaya – kerelaan.

Galatia 2:20a “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.”

Rela menjalani PANGGILAN TUHAN sebagai orang percaya, karena hidup kita bukan milik kita sendiri. Kita yang meresapi dan mensyukuri keselamatan akan memiliki kesadaran untuk rela hidup dalam panggilan Tuhan.

Ada dua panggilan utama orang percaya, yaitu :

1. Memuridkan

Matius 28:19-20 “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”  Amanat Agung

II Timotius 2:2 “Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain.”

Rasul Paulus menuliskan surat penggembalaan ini ketika ia dalam penjara. Sama seperti apa yang Yesus sampaikan – jadikan segala bangsa muridKu, Rasul Paulus mengingatkan kembali untuk memuridkan  (cakap mengajar orang lain). Sebagaimana Rasul Paulus telah memuridkan Timotius, maka sebagai anak rohani Rasul Paulus – Timotiuspun harus memuridkan oranglain agar muridnya bisa memuridkan orang yang lain lagi. Pemuridan harus terus berjalan. Panggilan orang percaya adalah memuridkan. Banyak orang yang belum mendengar tentang Yesus. Orang percaya yang tidak peduli dengan jiwa-jiwa, akan membuat akses ke tempat-tempat yang belum terjangkau tetap tertutup. Pengajaran itu tidak berhenti di diri kita, melainkan terus bergerak, terus mengalir. Ciri orang yang sudah diselamatkan adalah memuridkan!

2. Menderita

I Petrus 2:16 “Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.”

II Timotius 2:3 “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus.”

Filipi 1:29-30 “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.”

Tanggungjawab sebagai orang percaya adalah menderita karena Kristus. Kita harus bersyukur karena saat ini masih bisa beribadah dengan leluasa, tidak mengalami intimidasi. Secara global akan ada penderitaan yang sangat besar pada masa pemerintahan antikris. Mereka yang tidak mengalami pengangkatan/tertinggal karena menolak menderita dimasa kasih karunia – akan menghadapi penderitaan yang luar biasa. Jadi, jika karena iman kita (percaya Yesus) kita di “buly”, susah untuk naik jabatan dalam pekerjaan, dikucilkan jangan menyerah. Penderitaan yang kita alami ini belum seberapa jika dibandingkan dengan penderitaan Kristus atau penderitaan para martir. Karena kehidupan di bumi ini sementara, maka penderitaan karena Kristus juga sementara. Ada waktunya penderitaan kita akan menjadi sukacita, dan itu bersifat kekal

Sebagai orang percaya, kita yang sudah dimerdekakan dari penjajahan dosa harus merdeka juga dari 3 hal berikut :

1. Merdeka dari kekuatiran

II Timotius 2:4 “Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.”

Menderita seperti seorang prajurit. Prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan hal-hal lainnya agar dikenan komandannya. Prajurit yang sedang menjalankan misi tidak kuatir dengan sandang, pangan, papan. Ia tidak memikirkan hal-hal itu karena yakin bahwa yang memikirkan kebutuhannya adalah komandannya. Ketika komit dengan pelayanan – kita harus fokus, kita harus merdeka dengan kekuatiran, sehingga kita menerima perkenanan Tuhan. Perkenanan Tuhan tidak hanya sebatas finansial, tetapi juga tentang kesempatan hidup, kesehatan, keharmonisan dalam keluarga. Ingat! Tuhan tidak akan kekurangan cara untuk memberkati orang yang dikenan-Nya.

2. Merdeka dari kebodohan

II Timotius 2:5 “Seorang olahragawan hanya dapat memperoleh mahkota sebagai juara, apabila ia bertanding menurut peraturan-peraturan olahraga.”

Menderita seperti seorang atlet. Sebagai seorang atlet, maka ia harus memahami benar – mempelajari dengan teliti semua peraturan dari cabang olahraga yang sedang ia tekuni sehingga ia bisa berlatih dengan benar dan maksimal.

Demikian juga dalam kehidupan rohani. Sebagai orang percaya kita juga harus mengehatui dengan benar bagaimana aturan panggilan Tuhan, apa yang berkenan dan tidak. Kita harus mengenal Tuhan dengan benar. Jangan jadi atlet/orang percaya yang tidak memahami aturan. Oleh karenanya kita memerlukan pertolongan Roh Kudus agar bisa mengenal Allah dengan benar. Efesus 1:17 “dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar.” Kita membutuhkan Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Allah dengan benar.

Jangan pernah berhenti belajar mengenal Tuhan, terus rutin baca Firman Tuhan -setia melatih otot-otot rohani (otot melayani, otot pengampunan, otot setia memberi persepuluhan, dll). Seorang atlet yang tekun berlatih akan menerima piala, jadi pemenang.

3. Merdeka dari kemalasan

II Timotius 2:6 “Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya.”

Menderita seperti seorang petani, bekerja keras. Banyak yang ingin diberkati tetapi malas bekerja. Ini adalah perilaku pemimpi yang enggan beranjak dari tempat tidur.  Kerja keras itu penderitaan, seorang petani dengan tekun akan terus bekerja di ladang/sawah. Bertahan dari teriknya panas matahari, bermandikan peluh, berjuang merawat tanamannya.

Yohanes 6:27 “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” – Kerja keras dalam Tuhan sifatnya kekal, jadi mari berjuang bekerja untuk makanan yang bertahan sampai kekekalan.

Yohanes 6:29 “Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” Pekerjaan yang hasilnya kekal adalah percaya kepada Tuhan Yesus- memiliki iman.

Ibadah dilakukan supaya iman semakin bertumbuh. Jangan malas ibadah, jangan malas baca Firman Tuhan, jangan malas untuk bersaksi, jangan malas untuk memuridkan. Hasil dari rajin adalah SUKACITA.

Filipi 2:12 “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir”

Keselamatan yang sudah kita terima – kemerdekaan secara rohani dari penjajahan dosa – kebebasan, bukanlah hidup baru yang bisa kita isi dengan melakukan hal-hal yang kita senangi. Melainkan hidup baru yang harus dimaksimalkan untuk melakukanan pekerjaan baik yang sudah Tuhan persiapkan. Kerjakanlah keselamatan kita dengan takut dan gentar.

  • I Petrus 2:11 “Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

Jauhkan diri dari keinginan-kinginan nafsu duniawi

  • I Petrus 2:12 Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

Memiliki cara hidup (tingkah laku) yang baik

  • I Petrus 2:113-14 Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.

Taat kepada setiap otoritas, di setiap lapisan kehidupan ada otoritas yang mengatur, mari belajar untuk TAAT

I Petrus 2:17 “Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja! Mari kita isi kemerdekaan bangsa dan negara kita yg ke 77 ini dengan saling menghargai dan menghormati perbedaan dan keragaman budaya bangsa kita, mengasihi saudara-saudara kita yang seiman, hidup takut akan Allah dan tetap mendukung dan mendoakan para pemimpin bangsa negara kita mulai dari pusat sampai yang terdekat dengan tempat tinggal dan pekerjaan kita.

Tuhan Yesus memberkati (Cy-M)