FEAR NOT 2 (IBADAH PAGI) TIDAK ADA PELANGGARAN
Ringkasan khotbah Pdm. Hengki Irawan Setiabudi, M.Th
Minggu, 14 Agustus 2022
Kata takut untuk pertama kali dicatat dalam kitab Kejadian 3:9-10. “Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?” Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.” Allah yang maha tahu tentunya tahu dimana posisi manusia saat itu. Tetapi dengan bertanya, Allah ingin mengetahui keterbukaan manusia di hadapanNya. Manusia merespon pertanyaan Allah dengan jawaban yang mengejutkan, aku takut…telanjang….sembuyi.
Rasa takut muncul karena ada pelanggaran. Pelanggaran yang tidak segera dihentikan/diselesaikan/bertobat tidak hanya akan menjadi sebuah kebiasaan pribadi tetapi juga kebiasaan berkelompok dan dianggap lumrah. Contoh kecil adalah melanggar lampu lalulintas. Lampu kuning yang menyala adalah peringatan untuk melambatkan laju, bukan untuk mempercepat laju kendaraan. Namun faktanya laju kendaraan semakin dipacu tidak hanya ketika lampu kuning menyala, melainkan juga ketika lampu merah baru menyala. Hal ini sering dilakukan oleh banyak masyarakat kita. Sebuah pelanggaran yang dilakukan bersama-sama dan di anggap sebagai sesuai yang lumrah/wajar terjadi, sehingga menjadi sebuah kebiasaan. Hati nurani adalah alarm yang Tuhan berikan sebagai peringatan bagi kita . Ketika melakukan sebuah pelanggaran, panel hati nurani di hidup kita akan otomais ON, signal akan dipancarkan otak, jantung mulai berdegub kencang, pikiran tidak tenang dan hati menjadi gelisah. Jika alarm ini diabaikan terus menerus, maka grafik pelanggaran akan meningkat dan alarm berhenti bekerja.
Agar pelanggaran yang terjadi tidak diketahui orang, maka pelanggaran itu disembunyikan – ditutup rapat. Jika rahasia ini terjaga maka cenderung bertambah menjadi pelanggaran-pelanggaran yang lainnya. Adam dan Hawa mulai menyadari bahwa mereka telanjang, mereka takut, malu dan sembunyi. Siapapun kita, kita perlu keterbukaan, jangan menyembunyikan pelanggaran karena itu membahayakan hidup kita.
Ketakutan membuat pelaku pelanggaran menyalahkan orang lain, Kejadian 3:12 “Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Dari seluruh pohon di taman Eden, hanya ada satu pohon yang buahnya dilarang untuk dimakan. Tetapi apa yang dilarang, itulah yang dilanggar. Adam dan Hawa memakan buah larangan itu. Adam menyalahkan Hawa untuk membenarkan perbuatannya.
Orang yang tahu kebenaran, seharusnya sulit untuk melakukan pelanggaran, karena :
- Takut ketahuan – pikirkanlah! Sekalipun pelanggaran itu bisa disembunyikan dari manusia tetapi Allah melihat segala sesuatu
- Takut konsekuensinya, yaitu hukuman dan dosa.
- Wahyu 22:11-13 “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!” “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir.”
Pilihan ada di tangan kita, Allah memberikan kesempatan seluas-luasnya, yang jahat – yang kudus diberikan waktu yang sama. Hukuman akan segera datang. Pastikan Langkah hidup kita benar di hadapan Tuhan. Berpikirlah sebelum bertindak. Jaga diri bukan hanya untuk menjaga nama baik pribadi atau keluarga, tetapi juga menjaga nama Tuhan kita.
- Yakobus 4:17 “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” Mengetahui yang benar, tetapi menolak untuk melakukannya, adalah sebuah pelanggaran. Besar atau kecil sebuah pelanggaran, semua adalah pelanggaran, dicatat sebagai pelanggaran dan sama-sama ada hukumannya. Upah dosa adalah maut.
Bagaimana ketakutan zaman sekarang? Beberapa dekade yang lalu, pelaku penggaran akan menerima sangsi moral, sangsi sosial sehingga mereka malu, tidak percaya diri untuk bermasyarakat. Dan, sepertinya segala sesuatu mengalami pergeseran nilai-nilai kehidupan. Saat ini pelaku pelanggaran biasa saja, bahkan tidak menunjukkan penyesalan. Perilaku generasi Z yang suka bergerombol melakukan pelanggaran akan memunculkan pelaku kriminal tanpa rasa takut. Pelanggaran bukan lagi hal yang menjadi hal yang menakutkan. Para pemimpin juga banyak yang melakukan pelanggaran. Toleransi pada pelanggaran akan membuat pelanggaran meningkat, bahkan bisa melanggar menjadi sebuah kebanggan. Dan bagi kita orang percaya, masih adakah rasa takut/ketakutan ketika melanggar kebenaran Firman Tuhan? Apakah nilai-nilai kerohanian kita juga mengalami pergeseran sehingga alarm di hidup kita mulai melemah? Ini berbicara tentang kepekaan pribadi. Waspadai pelanggaran. Jangan kompromi dan katakan TIDAK. Jangan mudah tergoda dengan ajakan – bujuk rayu untuk melanggar.
Dalam rangkuman hasil kuisioner dengan partisipan Generasi Z, ada tiga pergumulan perilaku negatif, yaitu nafsu, marah, iri. Belenggu apa yang mengikat kita? Besar atau kecil, tetap membuat kita tidak bebas. Sesungguhnya, kita sudah dibebaskan dari jerat pelanggaran/belenggu. Kuasa penjajah dosa telah dilucuti Kristus di kalvari. Pahami, resapi dan hiduplah dalam kebenaran ini, sehingga kita tidak,berhenti melakukan pelanggaran lagi.
Galatia 5:1 “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.”
Roma 6:17-18 “Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.
Kita semua telah dilepaskan dari segala hal yang jahat – hal ini meliputi perbuatan/perilaku kemalasan – keegoisan. Kita sudah dibebaskan dari ketakutan karena pelanggaran. Tetapi, jika masih ada ketakutan-ketakutan dalam kehidupan kita mari intropkesi diri. Mari berjuang untuk mengetahui dimanakah titik-titik ketakutan itu mucul? Jika kita sudah menemukannya, datang pada Tuhan, selesaikan pelanggaran itu. Allah akan melepas kuk perhambaan dosa yang memberatkan kehidupan kita itu dan menggantikannya dengan kuk kebenaran yang akan terus menjaga setiap langkah dalam kehidupan kita. Orang yang tahu kebenaran, akan sulit melakukan pelanggaran. Tuhan Yesus memberkati.